Beberapa faktor yang menjadi penentu jenis
kelamin bayi:
1. Jenis Sperma
Sperma dalam air
mani itu sendiri terdiri dari 2 ukuran dan bentuk:
~ Sperma berukuran
lebih kecil dg kepala bulat disebut Andro-sperma : mengandung kromosom Y yang
membuahkan kelamin laki-laki
~ Sperma ukuran
lebih besar dg kepala oval disebut Gino-sperma: mengandung kromosom X yang
menghasilkan kelamin wanita.
2. Kondisi
lingkungan vagina
~ Kondisi vagina
yang asam akan menghambat ginosperma maupun androsperma, namun akan melemahkan
androsperma lebih dini dibanding dengan ginosperma. Kesimpulannya, androsperma
(kromosom Y) lebih lemah dibandingkan ginosperma (kromosom X).
~ Kondisi vagina
yang lebih basa atau alkalis, baik bagi kedua macam sperma. Pada saat
terjadinya ovulasi dan orgasme pada wanita, kondisi vaginanya menjadi alkalis.
Itulah sebabnya konsepsi (pembuahan) dapat terjadi secara optimal.
3. Waktu
bersetubuh
~ Saat ovulasi
Bersetubuh yang
dilakukan pada waktu dekat saat-saat ovulasi dan apabila vagina sangat alkalis,
sangat memungkinkan untuk menghasilkan bayi laki-laki.
~ 2-3 hari sebelum
ovulasi
Pada saat ini
vagina masih bersifat asam sehingga hasil konsepsi kemungkinan besar membuahkan
bayi perempuan.
4. Jumlah sperma
per cm3
Jumlah sperma
dapat pula mempengaruhi jenis kelamin bayi. Apabila jumlahnya kurang dari 1
juta maka kemungkinan besar akan membuahkan bayi perempuan.
Berdasarkan hasil
uji klinis yang dilakukan Shettles, terdapat beberapa prosedur serta pedoman
bagi pasangan yang mendambakan bayi perempuan atau laki-laki:
Pedoman bagi yang
mendambakan bayi perempuan:
- Hubungan intim dilakukan 3 hari sebelum ovulasi,
lalu hentikanlah 2 hari menjelang ovulasi. Bersetubuh dapat diulang lagi 2
hari pasca ovulasi.
- Sebelum melakukan persetubuhan, bilas liang
vagina dengan menggunakan 1 liter air dan 2 sendok makan garam (NaCl)
- Hindari orgasme pada istri karena hal ini dapat
memicu pengeluaran sekresi alkalis yang akan menetralisir lingkungan asam.
- Pilihlah posisi berhadapan antara muka dan muka
(suami di atas-istri dibawah), sehingga sperma tidak langsung menerobos
mulut rahim
- Pada saat suami ejakulasi, jangan lakukan
penetrasi penis terlalu dalam, keluarkan sebagian.
- Mengadakan persetubuhan setelah haid sampai 2
hari sebelum ovulasi lebih baik karena jumlah sperma relatif kecil
sehingga meningkatkan kemungkinan memperoleh bayi perempuan.
Pedoman bagi yang
mendambakan bayi laki-laki:
- Persetubuhan dilakukan sedekat mungkin dengan
detik terjadinya ovulasi atau tepat 12 jam sebelum dan sesudah ovulasi.
- Sebelum melakukan persetubuhan, bilas liang
vagina dengan menggunakan 1 liter air dan 2 sendok makan soda (Natrium
bikarbonat-soda)
- Usahakan supaya pihak istri orgasme terlebih
dahulu agar vagina lebih alkalis
- Posisi yang dianjurkan adalah knee-chest
(genu-pectoral) dimana sang suami mendekati istrinya dari belakang
- Pada detik suami ejakulasi, lakukan penetrasi
yang dalam.
- Puasa atau pantangan bersetubuh sangat dianjurkan
mulai dari haid kering sampai hari terjadinya ovulasi. Tujuannya adalah
agar volume dan jumlah sperma per cc menjadi semakin banyak.
Dari penelitian,
pedoman di atas memang tidak menjamin 100%. Namun keefektifannya terbukti 80%
apalagi jika pasangan suami istri tersebut benar-benar mengetahui masa
ovulasinya maka kesuksesannya bisa mencapai 85-90%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar